Eng ing eng balik lagi gua ke
blog tercintaaaa…:*
Udah lama banget emang gak nulis,
alas an pertama karena situasi politik, kedua karena situasi politik dan ketiga
karena males.haha.. Gatel banget waktu situasi perpolitikan kita kemarin
(pilpres terutama) pengen nulis dan ngungkapin apa yang sebenernya jadi pilihan
kita dan gagasan apa yang bisa kita terima. Pengen komentar ini itu tapi
kenyataannya gua gak ngelakuin semua itu. Tanya Kenapaaa???
Gua mau bahas sesuatu yang
menurut gua fenomena menarik aja, adanya kata-kata yang umum digunakan oleh
masyarakat yaitu kata “pencitraan”. Kata pencitraan digunakan untuk menunjukan
tindakan-tindakan yang menginginkan simpati publik. Kata ini dikonotasikan
negatif karena pencitraan dianggap melakukan suatu tindakan yang tidak
sebenarnya terjadi dan bertujuan tidak baik (menipu). Kata-kata itu semakin
popular keitka banyak penjabat tinggi negara dan kepala daerah yang diciduk
korupsi oleh KPK. Dibalik hingar bingar tersebut gua sangat tertarik dengan apa
itu pencitraan. Akhirnya gua sering ke toko buku dan rajin membeli beberapa
buku tentang psikologi tingkah laku manusia. Gua membeli buku tentang cara mengetahui orang berbohong,
buku pitar mengetahui bahasa tubuh, dan sebagainya. Disitu gua banyak
mempraktekan keahlian gua, mengasah kesensitifannya dan mendapati sesuatu hal
yang menarik. Bahwa semua orang melakukan pencitraan!!! Tapi sebenarnya apa itu
pencitraan? Bukannya itu termasuk personal branding? Sebenernya dalam teori
bisnis itu udah ada namanya personal branding. Personal branding bisa diartikan
memunculkan karakter atau keunikan yang dia miliki, contoh apabila pada suatu
jasa usaha misal jujur, cepat, aman, dan sebagainya. klo pada manusia misal ketegasan, kujujuran, anti
kekerasan dan sebagainya. Tapi PB (personal branding) bisa jadi negatif apabila
diarahkan kepada pencitraan, yaitu melebih lebihkan apa yang dimiliki untuk
menutupi kekurangan, bahkan menuju kearah kepura-puraan dan kebohongan.
Gua lebih suka menyebutkan ini
semua sebagai penggambaran diri, untuk membedakan mana yang positif mana yang
negatif (ingat ini hanya teori dan pengamatan gua jadi kesalahan semua terletak
pada gua). Penggambaran diri dapat
dibagi menjadi dua yaitu pencitraan sebagai konotasi negatif, dan Personal Branding
sebagai konotasi positif. Lain halnya dengan pencitraan, Personal branding
adalah melakukan suatu tindakan untuk mencari simpati dimana kegiatan yang dia
lakukan merupakan suatu tindakan kejujuran atau kegiatan yang biasa dia lakukan
untuk tujuan yang baik. Pencitraan dan Branding dapat dibedakan dengan dasar
tiga kondisi acuan,
Yang pertama adalah kondisi komunitas. Apakah
melakukan tindakan yang sama dikomunitas yang berbeda. Sebagai contoh, Sukirjo dan Sujatmiko selalu
sholat dzuhur di sekolah. Bahkan sujatmiko aktif di organisasi keagamaan
sekolah, selalu datang duluan untuk melakukan azan, melakukan postingan tentang
dalil-dalil agama di media sosial, memelihara janggut dan menggunakan celana
yang cingkrang. Pada saat pulang kerumah, sujatmiko tidak pernah sholat,
boro-boro ke masjid, sujatmiko malah senang menonton film bokep dan membentak
orang tuanya. Sedangkan Sukirjo selalu sholat 5 waktu di masjid dekat rumahnya.
Bahkan sukirjo mengajarkan mengaji bagi anak-anak kecil di kampungnya. Jadi
saat di sekolah siapakah yang branding dan siapakah yang pencitraan?
Yang kedua adalah kondisi waktu.
Sebagai contoh, Sukirjo dan Sujatmiko tertarik bergabung dalam organisasi
peduli lingkungan. Pada bulan pertama, sujatmiko sangat aktif melakukan
kampanye disekolah sekolah, melakukan penyuluhan, dan membagi bagikan stiker
tentang lingkungan. Sedangkan sukirjo membuat bank sampah dengan melakukan unit
pemisahan sampah dan pengolahannya. Pada bulan kedua sujatmiko sudah berhenti.
Sedangkan bank sampah sukirjo terus berlangsung hingga bertahun tahun. Jadi
siapakah yang branding dan siapakah yang pencitraan?
Yang ketiga adalah kondisi
tiba-tiba (ujug ujug, bukan jugijagijugijagijug kereta berangkat~~~). Sebagai
contoh tiba-tiba jadi rapih, tiba-tiba jadi wangi, tiba-tiba jadi bijak,
tiba-tiba ganteng. Klo menemukan tanda-tanda diatas kemungkinan orang itu lagi
pedekate. Apakah bisa dikategorikan pencitraan? Bisa iya bisa tidak, karena
umumnya suatu personal branding butuh proses dan waktu, tapi klo memang
personal branding terjadi tiba-tiba mungkin baru dapet hidayah, pencerahan,
habis sharing dengan organisasi radikal atau dicuci otak sama alien.
Jadi kesimpulannya, klo
pencitraan ini berkonatasi negatif apakah ini berarti tidak baik??? Gak juga, pencitraan bisa jadi awal sebelum
dia menemukan personal branding yang tepat. Anggap aja dia masih galau mencari
tujuan hidupnya. Atau pencitraan mau gak mau bisa menjadi acuan dia dalam
melakukan personal branding, karena dia akan malu klo ketahuan cuma pencitraan
doang (positif thinking). Tapi mau sampe kapan pencitraan terus? klo lu seumur hidup cuma pencitraan ya ujung-ujungnya lu dapet branding "pencitraan". Dalam artian lu akan dikenal orang sebagai orang yang suka berpura-pura, situ aktor?apa aktris?
Sekarang habis baca ini lu tanya
sama diri lu, sebenarnya gua pencitraan apa personal branding?? Trus branding
apa yang lu mau pake? Apa tujuan lu melakukan branding? Biar banyak kenalan? Biar
laku? Biar dihormatin?Biar naik jabatan? Atau biarkanlah kubegini ini
hidupku~~~~~ , terserah.
0 komentar:
Posting Komentar