WHAT'S NEW?
Loading...

Autonomous Control System

Membanyangkan teknologi masa depan selalu dikaitkan dengan teknologi serba mudah, otomatis, dan robotik. Kinerja manusia pada masa depan diramalkan akan digantikan oleh robot. Lalu bagaimana dengan industry pertambangan? Bukankah kemampuan terampil dari manusia dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan ini? Apakah anda tau bahwa sebenernya hal ini bukan lagi impian masa depan? Mari kita bahas pada arikel kali ini.



Industri tambang selalu berkembang dari tahun ke tahun. Tuntutan pasar yang tinggi membuat industry ini berusaha meningkatkan produksinya .Harga jual material yang selalu berubah, tantangan untuk menggali material pada lokasi yang sulit, menurunkan cost produksi sampai meningkatkan safety selalu menjadi faktor dalam menjalankan bisnis ini. Inovasi terus dikembangkan dalam menghadapi faktor-faktor tersebut. Salah satunya dengan melakukan otomatisasi atau biasa disebut dengan “Autonomous Control System”.

Autonomus memiliki tiga tahapan yaitu guidance,automation, dan autonomy. Pada tahan guidance, operator masih melakukan control penuh terhadap alat namun mereka akan dibantu/ diarahkan oleh sistem informasi melalui layar (user interface). Pada tahap automation, beberapa sistem mesin sudah melaksanakan kerja otomatis, namun masih dibutuhkan operator dalam menjalankan beberapa bagian pada alat. Sedangkan tahap autonomy, operator (manusia) tidak lagi dibutuhkan dalam keseluruhan pengoprasian alat. Namun pada saat ini automation (semi otomatis) menjadi pilihan terbaik dalam melakukan operasi. Sedangkan autonomy masih perlu dikembangkan lebih lanjut. Pengoprasian alat secara automation sendiri memiliki keunggulan dalam berbagai hal, yaitu :

  • Lebih aman. Dengan meniadakan operator pada kursi kemudi alat maka akan menghilangkan kemungkinan kecelekaan yang dialami oleh operator. Selama ini kesalahan manusia selalu menjadi faktor penyebab terjadinya kecelakaan. Hal ini disebabkan oleh kondisi industry tambang sendiri yang mengharuskan kerja keras, shift dalam waktu yang lama, operasi pada malam hari dan sebagainya. Sehingga operator selalu dituntut untuk memiliki kondisi badan yang fit sebelum memulai operasi. Kehilangan fokus operator dapat diakibatkan oleh operator itu sendiri seperti bermain handphoe, mengirim pesan, bahkan membaca buku karena bosan. Untuk itu pada sistem autonomation, operator dapat mengendalikan banyak alat berat dalam satu lokasi sehingga focus tetap terjaga.
  • Meningkatkan Produksi. Dengan melakukan automatisasi, kita akan menghilangkan ketidakdisipilan jadwal yang menggagu operasi. Penggantian shift yang terlalu lama, waktu makan siang panjang, cycle time yang berubah ubah , dapat diatasi dengan penggunaan otomatis ini. Alat tidak perlu melakukan istirahat makan siang ganti shift dan sebagainya, sehingga dapat terus bekerja optimal. Alat juga akan melakukan perbaikan berkala karena peringatan tidak akan dapat diabaikan. Dengan perawatan berkala dapat menghindari cost perbakan yang tinggi karena kerusakan, dan akan menurunkan nilai PA (physical of availabellity). 
  • Menurunkan cost. Menurunnya jumlah pekerja menjadi salah satu hal yang menyebabkan cost menjadi berkurang. Apalagi jika  kita harus membuka site baru dan melakukan development, maka pengeluaran untuk infrastruktur penunjang, logistik, tiket perjalanan dan sebagainya membuat overall cost menjadi turun. Ongkos produksi juga akan turun karena jumlah bahan bakar akan lebih stabil, tidak adanya perjalanan operator untuk ganti shift dan istirahat makan juga akan menghemat bahan bakar. Sekalipun terjadi kecelekaan, accident cost akan jauh lebih kecil dibandingkan kecelakaan dengan korban terluka ataupun meninggal.

Bagaimana jika Autonomus Control System diterapkan di Indonesia? Tentu saja hal ini akan menimbulkan pro dan kontra. Isu pekerja selalu menjadi isu hangat di Indonesia. Masyarakat sekitar tentu akan menuntut pekerjaan, jika tidak maka akan timbul keributan dan menggangu operasi. Banyaknya jumlah pengangguran yang ingi bekerja juga membuat industry ini menjadi salah satu penyumbang lapangan kerja yang cukup besar di Indonesia. Berbeda dengan beberapa tambang di luar negri yang kesuliatan mencari pekerja (operator alat) karena pekerja yang tidak mau meninggalkan keluarga yang terlalu lama. Namun kemajuan teknologi tidak dapat dihindari terutama untuk meningkatkan keselamatan pekerja. Otomatisasi akan sangat berguna dalam tambang bawah tanah (underground) dikarenakan potensial bahaya yang sangat besar. 

0 komentar:

Posting Komentar