Lanjutan post
IBUILB Pertanian ya, post sebelumnya udah
sempat jelasin masalah dan ngasih solusi, ini mau jelasin lebih rinci. Tapi gue
klarifikasi dulu sebelumnya, kalau lu baca post sebelumnya, lu mungkin ada
pemikiran kayak gini ,“Kenapa lu gak masuk jurusan pertanian aja sih? Pake-pake
nyindir-nyindir masalah yang bukan bidang lu segala, apa jangan-jangan pacar lu
anak fakultas pertanian ya?”. Makanya gue klarifikasi, gue bukan anak
pertanian, tapi anak bokap nyokap (yaiyalah). Jurusan gue teknik pertambangan,
tp jangan tanya angkatan berapa.haha.. Trus gue gak ada hubungan apapun sama
anak pertanian. Kenapa gue gak masuk pertanian, karena kesadaran gue datangnya
telat, pengamatan dan cara berpikir gue datangnya telat dimana gue udah mau
selesai di prodi sekarang. Ya mudah-mudahan setelah gue lulus dan ngumpulin
modal, gue bisa ngelakuin sesuatu.
Oke jadi gini ya
, karena penambahan luas lahan dirasa bukan pilihan yang tepat, jadi kita akan
maksimalkan solusi kedua, yaitu mangatur produksi dan menjaga stabilitas harga
jual. Sebenarnya ini merupakan peran pemerintah daerah, tapi gue gak mau
terus-terusan nyalahin pemerintah (rugi di gue doang), makanya gue bikin konsep
berupa pembentukan suatu badan atau perusahaan dimana konsepnya adalah padat
karya (membutuhkan peran aktif masyarakat). Sebenernya gue bisa aja melakukan
pembentukan badan pemerintah seperti KOPERASI. gue sangat salut sama
ide pembentukan koperasi, menurut ggue ini merupakan IDE JENIUS dari idola gue
Bung Hatta. Tapi pada perjalanannya sekarang peran koperasi udah berkurang
dalam pembangunan suatu masyartakat. Mungkin koperasi yang dulu-dulu masih ada
dan berjalan sampai sekarang, tapi banyak juga koperasi yang akhirnya tutup.
Memang banyak koperasi baru yang bermunculan, tapi sayangnya koperasi ini
banyak di selewengkan fungsi dan tujuannya. Gue kasih tau tujuan koperasi
adalah menjadikan kondisi sosial dan ekonomi anggotanya lebih baik dibandingkan
sebelum bergabung dengan Koperasi. Nah masalahnya sekarang banyak
koperasi-koperasi bodong dimana “pengurus”
mencari keuntungan lewat kerugian “anggotanya” . Ambil contoh aja koperasi simpan
pinjam, kalau lu liat di pinggir jalan ada kata-kata “ hanya dengan bpkb
kendaraan, pinjam uang langsung cair”. Beberapa surat kabar memuat berupa
penipuan yang terjadi, dimana pinjaman mengunakan “bunga”. Nah kebanyakan orang ditipu akan ketidaktahuan
bunganya itu sehingga kendaraannya ludes disita . Sampe sekarang gue masih gak bisa mikir tentang pinjaman uang
dengan “bunga” sekalipun itu di bank. Karena setau gue di Islam Riba itu haram (Riba berarti menetapkan bunga/melebihkan jumlah pinjaman saat
pengembalian berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok, yang
dibebankan kepada peminjam) . Tapi katanya sekarang ada sistem perbankan syariah. Gue belum begitu ngerti tentang
perbankan syariah, makanya gue mau cari tau dulu lewat buku atau berguru sama
orang-orang yang ngerti.
Balik lagi ke koperasi ya,
bukannya koperasi itu jelek karena ada oknum koperasi tadi, tapi banyak banget
koperasi itu yang bagus. Koperasi itu bnyak macemnya loh, ada koperasi
konsumsi, koperasi jasa (kayak simpan-pinjam), koperasi produksi, koperasi jasa
dan koperasi pemasaran. Nah yang mau gue terapin disini adalah hampir sama
dengan sistem koperasi pemasaran, tapi gue gak mau berbentuk koperasi.
Alasannya adalah koperasi itu kepemilikannya oleh anggota koperasi, dan segala keputusan ada di tangan rapat
anggota. selain itu kepengurusan juga dilakukan oleh pengurus koperasi yang
dipilih oleh rapat anggota, itu yang gue gk mau! Bukannya karena gue takut di
kudeta atau jiwa gue otoriter, tapi gue gak mau ada peran “kepentingan” yang main
disitu. Makanya badan atau perusahaan yang gue ini berbentuk “Netral”. Dan gue
lebih memilih pengurus yang “netral” juga daripada pengurus dengan kepentingan.
Kenapa gue bisa jamin itu netral, karena pusat keputusan ada di satu jabatan
tertinggi. Nah tinggal pemimpinnya itu punya “kepentingan” atau gak, karena
kalau pemimpinnya adil dan tegas, bawahannya juga pasti ngikut, kalau enggak ya
tendang aja ganti yang baru. Oke karena
semua jelas maka perusahaan ini kita sebut saja PG (perusahaan gue) biar
gampang.
Sekarang masuk ke topik
utama, biar lebih gampang gue bikin
bentuk percakapan aja ya antara gue pembuat perusahaan /saya (SY) dan calon
rekan bisnis (RB) dimana RB tersebut adalah Petani.
*untuk kepentingan tercipta kerjasama yang
baik, maka etika dan kesopanan dijunjung tinggi, dan kata gue-lu akan berubah
menjadi saya-anda. harap maklum
SY: selamat siang pak, saya dari PT.PG
mau menawarkan kerjasama dengan bapak ,
RB: kerjasama bagaimana, pasti
ini mau nipu saya ya. kami ini orang kecil gak ngerti begituan, yang ada ditipu
terus, rugi terus.
SY: bukan mau nipu pak. Jadi begini,
apakah bapak sering rugi karena gagal panen? atau rugi karena harga jual jatuh?
atau biaya bibit, pupuk dan pembasmi hama mahal? nah saya disini mau memberikan
solusi buat bapak. bentuk solusinya adalah bentuk kerjasama.
RB: tentu saja, itukan resikonya
jadi petani kecil kayak kami ini, kerjasama bagaimana itu?
SY: saya jelaskan tentang PT.PG dulu ya pak, jadi
ini adalah perusahaan yang saya buat semata-mata untuk memberikan keuntungan
kepada petani-petani dengan skala kecil. jadi selama ini bapak kan menjual
kepada tengkulak kemudaian tengkulak menjual ke pasar, nah kami ini bisa bapak
anggap sebagai tengkulak . cuma bedanya, kalau tengkulak hanya peduli dengan
hasil pertanian bapak, tapi kalau kami akan membantu dari proses awal
penanaman.
RB: tengkulak kok ngatur-ngatur saya menanam tu
gimana?
SY: bukan mengatur pak, begini
saja, kalau boleh tau luas lahan bapak berapa dan berapa kisaran pendapatan
perbulan?
RB: saya cuma punya setengah
hektar dan pendapatan saya normal 1,3 -1,5 juta rupiah perbulan. tapi kalau
harga turun atau gagal panen ya bisa sampe cuma 700ribu/bulan. itu belum
dipotong sama uang bibit, uang plastik, dll. ya ibaratnya malah rugi jadinya
walaupun kalau harga pas naik ya bisa sampai 2juta perbulan, alhamdulillah.
SY: Nah saya menawarkan
pendapatan bapak melebihi 1,5 juta perbulan, untuk jumlahnya akan kami kaji
bersama, tapi untuk kajian kami sebelumnya untuk lahan 0,5 hektar bapak bisa sampai
1,8 juta/bulan mngkin bisa lebih, dan itu pendapatan bersih karen
bibit, pupuk dan lainnya kami yang sediakan. kenapa bisa lebih tinggi? karena
saat bapak menjual kepada kami, harga bapak tidak mengikuti harga pasar, tapi
harga yang ditentukan oleh kami. jadi bapak tidak perlu takut harganya turun,
karena saat harga turun, kamilah yang rugi. namun begitu, saat harganya tinggi
kamilah yang untung. jadi bapak ibaratnya petani tapi bergaji tetap seperti
pegawai pak.
RB: wah apa benar bisa begitu?
tapi kalau begitu bagaimana anda bisa dapet untung? saya juga bingung kok bisa
harganya gak sama dengan harga pasar, trus anda jual kemana?
SY : karena berbentuk perusahaan,
maka otomatis kita juga mengambil keuntungan untuk biaya operasional dan gaji
pegawai pak, makanya lebih enak disebut win-win
atau sama-sama untung dengan petani. Masalah harga tentu saja kami
memikirkannya pak, kami menjual lebih mahal karena kami akan menjual kualitas,
dimana semua barang yang berkualitas berharga tinggi. Target kami menjual produk
ini bisa ke ekspor, ke rumah makan, mall atau pusat perbelanjaan. makanya kami
lakukan pengkajian, seperti komoditi apa yang harus ditanam, bagaimana distribusinya,
perhitungan ekonominya, semuanya semata-mata
untuk mendapat keuntungan lebih. Bapak tinggal menggarap saja di tanah bapak sendiri
tapi dengan prosedur yang kami tentukan.
RB: wah jadi hasil dari lahan
saya bisa masuk mall gitu?? hebat sekali gak nyangka saya. Prosedur bagaimana?
diautur-atur gitu? Tapi masalahnya kalu saya menanam diatur-atur gitu saya gak
bisa, ini kan tanah saya, saya bukan buruh tani. Lagian kalau saya disuruh tanam
yang aneh-aneh, saya gak ngerti, bisa-bisa gagal. kalau gagal panen apa saya
tetep dapet duit tadi?
SY: untuk menjawab pertanyaan
bapak maka saya menjelaskan prosedurnya. Bapak akan melakukan perjanjian
kerjasama, tentu saja dengan surat atau hitam diatas putih. Hal ni digunakan
untuk mencegah kesalahpahaman, dan bapak bisa menjadikan ini sebagai dasar
pelaporan bapak ke kepolisian kalau2 kami melakukan penipuan atau ketidak
sesuaian, begitu juga sebaliknya. Disini kami akan mengecek kebenaran kepemilikan
lahan dan kependudukan bapak. Perjanjian
pertama adalah perjanjian uji coba dengan jangka waktu 1kali panen (waktunya
akan disesuaikan dengan komoditi yang dipanen) , kenapa uji coba karena kami
akan melihat prospek dan etos kerja bapak bekerjasama dengan kami. di perjanjian
ini juga akan dijelaskan berapa harga komoditi bapak per-kg nya, dan
perhitungan simulasi kentungan yang didapat, jadi harga awal sudah kami tentukan
disini. Perlu kami ingatkan bahwa bapak tidak mengeluarkan uang sedikitpun,
jadi bapak dibayar berdasarkan tenaga yang bapak lakukan dilahan bapak sendiri.
jadi kalau panen gagal, bapak tidak akan rugi sedikitpun, tapi kami yang rugi
karena telah mengeluarkan uang untuk lahan bapak, sebagai konsekuensi kerugian
kami, kami berhak memutuskan kerjasama secara sepihak. Sampai disini apakah
bapak pham? kalau paham bisa saya lanjutkan.
RB: iya saya cukup paham,
SY: setelah perjanjian beres,
kami akan mengirimkan tim ahli kami untuk memberikan pengetahuan bagaimana cara
menanam, bapak berhak bertanya apapun juga, jadi tidak perlu takut kalau belum
pernah menanam komoditi baru, karena tim ahli kami selalu memberikan
pendampingan tiap minggunya. atau kalau bapak ada masalah seperti hama dan
penyakit, bapak bisa langsung lapor ke tim ahli kami, akan kami beri tindakan
bagaimana seharusnya. Bapak tenang saja, tim ahli kami berasal dari sarjana
pertanian, tapi apabila perusahaan kami berkembang, kami akan merekrut
pemuda-pemuda petani lokal untuk kami sekolahkan.
RB: wah ada orang pinternya juga
to, saya jadi makin tertarik.
SY: kalau tim kami sudah mengecek
kesiapan lahan, maka bibit akan kami kirimkan, proses penanaman akan dilakukan
pendampingan, karena keadaan tanah, jarak antar tanaman, dll. Tim ahli akan
datang seminggu sekali untuk mengecek dan memberikan laporan. akan ada
tugas-tugas dan target yang harus bapak kerjakan, dan semua akan dilaporkan
kepada kami. Hasil laporan ini akan jadi bahan pertimbangan kami untuk
menentukan apabila gagal panen apakah kesalahan terletak pada masalah teknis atau
penggarap lahan. Tentu saja laporan ini juga akan kami bandingkan dengan
lahan-lahan lain, hal ini sangat berguna untuk penelitian dan pengembangan
kedepannya pak. kalau kami melihat sudah siap panen, maka akan kami jemput
hasil panennya, dan kami lakukan pembayaran sesuai beratnya. kalau ternyata
lebih banyak dari target merupakan keuntungan bapak, kalau kurang dari target
maka akan kami lakukan kajian ulang apakah perlu dilanjutkan atau tidak. Untuk
itulah kami menggunakan perjanjian uji-coba, jadi bapak berhak tidak
melanjutkan perjanjian berikutnya. Tapi yang perlu diingat, bapak tidak boleh
menjual hasil panen selain kepada kami sekalipun harga di pasaran lebih mahal, karena
ini melanggar perjanjian berapapun jumlahnya.
RB: Baik pak, saya sangat setuju
dengan prosedur tadi, saya akan bekerja sama dengan bapak, bisa kita lanjutkan
ke proses berikutnya.
SY: Alhamdulillah kalau begitu,
kalau seandainya ini menguntungkan buat bapak, saya harap bapak bisa mengajak
teman-teman bapak yang lain. Terima kasih pak, mohon kerjasamanya.
Sekarang udah ada gambarankan ya?
tentu saja kita juga harus bekerja keras. Kalau bingung masalah keuntungan
perusahaan, akan gue kasih tau gambarannya. Kalau untuk satu lahan berukuran
0,5Ha petani mendapatkan 1,5 juta/bulan dan kita mendapatkan minimal 1 juta/
bulan. maka kalau kita bisa bekerja sama sampai 10Ha saja kita bisa mendapatkan
20 juta/bulan. bagaimana kalau kita bisa bekerja sama sampai 50Ha? maka kita
akan mendapatkan 100juta/bulan. Hal itu sangat mungkin dilakukan.
Beberapa artikel di Internet
menyebutkan petani hanya mendapatkan 500-700ribu/ bulan. artikel2 tersebut
adalah sebagai berikut:
http://fotokita.net/cerita/134580544700_0000032/petani-kota
http://www.gerbangpertanian.com/2011/07/petani-indonesia-masih-miskin.html
http://www.ppnsi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=112:gaji-petani-terendah&catid=20:serba-serbi&Itemid=113
Untuk tambahan kalau sistem
diatas petani menggunakan komoditi beras, maka alangkah baiknya membangun
pabrik pabrik penggilingan padi sendiri. gue pernah liat langsun sistem penggilingan
padi, rasanya gue yang anak teknik tertantang buat ngerancang sendiri pabrik yang
lebih effisien, gue pernah ngerancang pabrik peremukan batu yang lebih rumit
dari itu, dan gue yakin bisa. Kenapa gue milih ngerancang sendiri, karena terjadi
pemborosan disana yang berujung kerugian. Sisa dari gabah (dedek) bisa
dijadikan makanan ternak, bahkan gue baca artikel di balai besar pelatihan
pertanian (bbpp), kalau dipisahkan lagi menjadi bekatul yang merupakan makanan layak konsumsi berdasarkan badan pangan dunia (FAO). Kalau target gue ya nanem
beras buat restoran jepang, china atau korea. karena kebanyakan mereka memenuhi kebutuhannya dengan mengimpor. Bahkan di salah satu supermarket gue pernah liat ada beras yang dijual
150rb/kg dimana beras biasa 7000/kg. gila!!
0 komentar:
Posting Komentar