Kali ini gua mau jelasin tentang produksi, bagaimanapun
kegiatan penambangan merupakan kegiatan bisnis, sehingga harus mencapai target
produksi. Gua akan jelasin ini secara sederhana, tapi sebelum jelasin kesana,
gua akan jelasin dikit tentang dasar kegiatan penambangan.
Jadi ada yang namanya segitiga penambangan, dimana
kegiatannya terdiri dari Bongkar-Muat-Angkut. Kegiatannya berulang terus dalam
siklus produksi. Kegiatan bongkar dapat dibedakan menjadi dua, menggunakan alat
mekanis (alat berat) ataupun peledakan (blasting).
1.
Apabila membongkar menggunakan blasting, maka
akan ada namanya produksi blasting (banyaknya bahan galian yang berhasil
terurai karena peledakan) yang kemudian akan mendetil lagi kedalam produksi pemboran
(banyaknya volum lubang yang berhasil di bor (lubang tembak untuk keperluan
blasting).
2.
Kalau menggunakan alat mekanis, umumnya produksi
bongkar menjadi satu dengan produksi pemuatan, karena pada saat membongkar juga
kemudian langsung dimuat (umumnya alat dengan bucket seperti backhoe, loader,
dll). Namun bisa juga produksi bongkar berbeda dengan pemuatan (bisa karena
penggunaan alat yang berbeda antara bongkar dan muat, atau metode yang
digunakan).
Tapi disini gua akan bahas yang produksi pemuatan dan
pengangkutannya, karena bagaimanapun dan dengan cara apapun bahan galian
dibongkar, ujungnya akan dimuat dan diangkut sesuai alur penambangan.
Tujuan mencari nilai produksi:
- Dasar menentukan jumlah alat dalam mencapai target produksi. Contoh : produksi 200 ton/jam, berapa jumlah alat yang dibutuhkan?
- Dasar menentukan target produksi. Contoh : punya alat muat 3, alat angkut 4, berapa produksi yang dapat dicapai dalam sehari?
Sebenarnya mudah saja menentukan
jumlah produksi dalam sehari. Hitung
saja berapa kali truck menumpahkan material (rit) dalam suatu waktu (shift)
dikalikan besarnya material satu rit (ton). Sehingga didapatkan produksi
ton/shift kemudian diubah menjadi ton/jam (beres!). Namun apabila melakukan
cara tersebut tanpa pertimbangan teknis, maka akan terjadi beberapa kerugian :
1. Tidak mengoptimalkan alat secara baik akan
menimbulkan kerugian secara jumlah produksi, yang didapatkan kurang dari yang
seharusnya didapatkan, maka rugi dalam aspek ekonomis.
2. Tidak adanya perencanaan dan target produksi
kedepan sehingga baik cadangan dan bahan galian tidak dapat dihitung dalam
keekonomian.
3. Besarnya ongkos produksi terutama dalam bahan
bakar (fuel) apabila jumlah alat yang digunakan tidak sesuai perhitungan (alat
mengantri atau menunggu).
4. Tidak adanya target produksi yang benar sehingga
akan kesulitan apabila terjadi kerusakan pada suatu alat.
5.
Fungsi pengawasan tidak dapat berjalan karena
target yang tidak jelas, operator bisa saja bermalas malasan atau bahkan
ugal-ugalan demi mengejar banyaknya jumlah rit.
6. Kerugian dalam kerusakaan alat lebih besar
karena sistem perbaikan yang tidak termonitor.
Untuk itu alangkah baiknya kita mempertimbangkan perhitungan
produksi secara lebih baik.
·
Produksi Alat Muat
Karena produksi berupa berat/waktu atau ton/bulan atau
ton/jam maka nilainya didapatkan dari :
Produksi Muat = Kapasitas Bucket (ton)/cycle time (jam)
# cycle time merupakan siklus waktu edar alat dalam
melakukan kegiatannya. Pada Alat Muat adalah “Mengisi
Bucket-Mengayun-Menumpahkan-Mengayun Kosong”
Namun produksi tersebut bukan merupakan produksi
seungguhnya, karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti :
- Swell Factor (SF). Swelling (Mengembang) terjadi apabila kita membongkar material yang kompak menjadi loose (bercerai). Sehingga terdapat tambahan ruang antara bahan galian loose yang membuat volumenya bertambah pada berat yang sama. Nilai SF = density loose (ton/m3) / density bank (ton/m3)
- Bucket Fill Factor (BFF). Faktor pengisian pada bucket, intinya kalau lu nyekop pake ember maka yang didapatkan bisa lebih dari volume ember tersebut bisa juga kurang (gak sesuai dengan volume embernya). Nilai F = V sebenarnya (m3) / V spesifikasi (m3)
- Effisiensi. Menunjukkan apakah kinerja alat tersebut sudah baik apa belum didasarkan pada waktu kerjanya. Terdir dari PA dan UA, tapi akan dijelaskan lebih lanjut dibawah.
Produksi Muat = (Kapasitas Bucket (ton)/cycle time
(jam))*SF*BFF*Eff
·
Produksi Alat Angkut
Produksi alat angkut merupakan produksi utama yang dicatat
dalam kegiatan penambangan, karena merupakan proses akhir dari kegiatan bongkar
muat angkut. Dasar penghitungan produksi masih sama, faktor yang tidak
digunakan adalah BFF. Perhitungannya adalah:
Produksi Angkut =
(Kapasitas Bucket (ton)/cycle time (jam))*SF*Eff
# cycle time merupakan siklus waktu edar alat dalam
melakukan kegiatannya. Pada Alat Muat adalah “Ambil posisi dimuat – Dimuat -
Jalan Isi - Ambil posisi dumping – Dumping - Jalan Kosong Kembali”
·
Effisiensi
Effisiensi
alat terdiri dari Physical Availablelity (PA) dan Use of Availablelity (UA)
Sebelum
menuju pengertiannya maka perlu memahami berikut ini :
- Working Hours : Jam Kerja alat, dimana alat beroprasi atau digunakan. Didapatkan dari catatan operator ataupun dari Hours meter pada alat. Working Hours juga termasuk “Delay time” didalamnya. Delay time bisa karena operator mengecek mesin, memanaskan mesin, mengisi oli, dan sebagainya).
- Repair Hours : Waktu dimana alat perlu melakukan repair (perbaikan).
- Standby Hours: Dimana alat siap digunakan (tidak repair) namun karena berbagai hal sehingga tidak dapat digunakan (operator tidak ada, produksi stop, alat sebagai cadangan, dll) . OFF SHIFT TIDAK TERMASUK Standby.
Physical Availablelity (PA)
Merupakan acuan kinerja alat dalam waktu bekerja
(berproduksi) dibandingkan dengan waktu yang tersedia. Atau dapat dijabarkan
menjadi
PA = Working / (working+repair+standby)
PA lebih menunjukkan bagaimana kondisi fisik alat tersebut
apakah sering rusak atau enggak. Biasanya Alat yang sudah tua memiliki nilai PA
yang lebih kecil karena lebih banyaknya waktu untuk repair. Apabila tidak ada waktu standby ataupun
dikesampingkan sehingga nilainya 0. Maka PA dapat dinamakan menjadi Mechanical
Avaibbellity (MA).
Use of availlabelity (UA)
Merupakan acuan kinerja alat dalam waktu bekerja (beroprasi)
dibandingkan dengan waktu tersedia diluar waktu repair. Sehingga dapat
dirumuskan menjadi :
UA = Working / (working+standby)
Waktu repair diabaikan karena apabila PA lebih melihat pada
kondisi fisik sedangkan pada UA lebih melihat kepada ketergunaannya dengan
mengesampingkan perbaikan.
·
Match Factor
Faktor Keserasian antara alat muat dan alat angkut, nanti
kalau gak serasi jadi banyak ributnya kan,haha..Gampangannya berapa jumlah alat
angkut yang dibutuhkan untuk melayani satu alat muat (nah lho poligami,haha).
Tapi lebih tepatnya ini berupa nilai, kalau mencari jumlah bisa dikembangkan
dari rumusnya (pake exel biar cepet).
Hubungannya dengan produksi adalah dengan match factor yang
baik maka cycle time akan lebih kecil dan produksi bisa bertambah. Gua selalu
kesulitan ngapalinnya karena suka kebalik balik, jadi buat lu yang punya kasus
sama dengan gua, ni rumus sederhananya :
MF = (Angkut)/(Muat)
= (nA/CTA)/(nM/(CTM*N))
N adalah jumlah pengisian bucket alat muat dalam mengisi bak
sampe full (berapa kali ngisi)
Sebenarnya rumusnya sama aja kok, Cuma ini lebih gampang
ingetnya biar gak kebalik balik.
Udah gitu aja mengenai produksi, klo mau ningkatin produksi
ya mainin aja dirumusnya, misal ngecilin cycle time (bagusin jalan,dll), atau
ningkatin kapasitas (modifikasi bak), atau naikin efisiensi (mengurangi standby
time) dan sebagainya. Pokoknya pinter-pinter engineernya aja ngakalin. Tidak
lupa terimakasih kepada sumbernya : "Pemindahan Tanah Mekanis", Ir.Yanto Indonesianto, Msc
Kalau ada kesalahan silahkan dikoreksi atau diskusi, ini
masih belajar dan terus belajar, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar