WHAT'S NEW?
Loading...
Melakukan control terhadap cost produksi menjadi cara handal
untuk menjaga keberlangsungan tambang dalam melakukan penggalian (pada SR tinggi atau COG rendah). Cost produksi terdiri dari alat, gaji, hingga konsumsi
bahan bakar. Efisiensi terhadap tiga faktor tersebut merupakan cara handal untuk
menurunkan cost produksi. Lalu bagaimana efisiensi diterapkan di
lapangan?
Melakukan efisiensi berarti melaksanakan kegiatan utama
dengan seefisien mungkin atau mengurangi hambatan kerja seminimal mungkin.
Beberapa hambatan yang terjadi di lapangan membuat kinerja produksi tidak optimal terutama dalam sisi ekonomi (biaya). Diperlukan solusi dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut untuk mendapatkan produksi yang efisien. Berikut merupakan hambatan yang terjadi di
lapangan dan solusi yang dapat kita ambil :
- Kinerja operator serta CT alat muat dan angkut yang tidak konsisten. Hal ini tentu akan menambah cost dari segi bahan bakar. Pemuatan yang tidak konsisten akan menurunkan jumlah produksi. Pengangkutan dengan kecepatan yang terlalu lambat akan memperpanjang waktu edar dan mengurangi produktivitas alat. Begitu juga kecepatan yang terlalu cepat akan memakan lebih banyak bahan bakar dan mengurangi umur alat. Solusi yang dapat diambil adalah dengan pemantauan dan sistem managemen yang baik. Penggunaan komunikasi dua arah seperti radio menjadi wajib pada setiap alat guna kepentingan pemantauan. Penggunaan management pengawasan yang lebih kompleks seperti pemasangan gps atau tracking sistem lainnya juga akan mengatasi masalah ini.
- Produksi pengeboran yang tidak sesuai. Proses pengeboran dilakukan sebagai persiapan dalam pemberaian batuan menggunakan peledakan. Proses ini termasuk proses kunci dalam melakukan efisiensi biaya produksi. Lokasi pengeboran yang tidak sesuai dengan pola pengeboran (jarak spasi dan burden yang tidak semestinya) akan mempengaruhi keseluruhan proses produksi. Apabila pengeboran tidak sesuai, maka akan terdapat boulder dengan ukuran yang cukup besar dan tidak dapat diangkut. Tentu saja akan menjadi kerugian karena material tersebut harus direduksi (dengan rock breaker atau secondary blasting) sebelum dapat diangkut menuju ke proses selanjutnya. Dengan adanya proses tambahan maka akan tejadi biaya tambahan pula, belum lagi dengan nilai powder factor yang menjadi tinggi maka akan meningkatkan cost blasting. Perbaikan pola dengan melakukan penambahan pengeboran akan menambah biaya. Ketidak sesuaian pada geometri juga terjadi pada kedalaman lubang (Overdrilling dan Underdrilling). Kedalaman lubang merupakan salah satu bagaian dalam pencapaian peledakan yang efisien. Underdrilling akan menciptakan banyak material yang tidak terbongkar. Dengan kejadian ini maka material akan sulit diangkut, front kerja menjadi terganggu, alat sulit memuat dan mengangkut, sehingga menurunkan produktivitas. Overdrilling berarti menambah cost dalam pengeboran, mengurangi umur alat, dan membuat front kerja menjadi sulit sehingga perlu proses tambahan untuk mengatur grade pada jenjang Penambahan teknologi untuk mengetahui lokasi dan kedalaman lubang akan menjadi solusi permasalahan ini. Namun apabila hal tersebut tidak dapat dilakukan, maka diperlukan tambahan pekerja yang bertanggung jawab dalam setiap pembuatan lubang (melakukan pengukuran spasi dan burden secara terperinci sebelum dilakukan pemboran, dan mengukur kedalaman setelah pemboran). Namun kunci utama adalah edukasi dan peningkatan skill pada operator.
- Perbaikan alat yang tidak terjadwal. Sering kali alat mengalami kerusakan diluar jadwal perawatan rutinnya. Kerusakan-kerusakan seperti ini akan menambah cost karena umumnya perbaikan memerlukan biaya yang lebih tinggi daripada perawatan. Selain itu hal ini juga akan mengganggu proses produksi yang sudah direncanakan. kerusakan diluar jadwal ini umumnya disebabkan oleh berbagai hal seperti : perawatan rutin yang diabaikan, ketidakmampuan bengkel dalam menganalisa kondisi komponen mesin, keadaan jalan muat dan angkut yang buruk dan penggunaan alat yang tidak semestinya oleh operator (overspeed dll). Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki sistem maintenance rutin alat. Edukasi dan penambahan tenaga ahli menjadi syarat wajib apabila sistem maintenance dianggap tidak berjalan dengan baik. Analisis terhadap kerusakan yang sering terjadi juga dapat menjadi upaya menghindari kerusakan kembali.
- Pemborosan pada fuel (bahan bakar). Penggunaan bahan bakar sejalan dengan penggunaan alat, apabila alat melakukan pekerjaan yang tidak perlu maka biaya bahan bakar akan meningkat. Desain tambang yang membuat jalur perjalanan pengangkutan tambang menjadi lebih jauh juga ikut berperan dalam pemborosan bahan bakar. Belum lagi apabila alat harus istirahat, mengisi bahan bakar, ataupun pergantian shift dilokasi yang jauh dari site. Solusinya adalah dengan melakukan edukasi terhadap operator dalam menggunakan alat. Sistem pemantauan tentu akan lebih berguna dalam hal ini. Namun penelitian terhadap konsumsi bahan bakar dan perputaran mesin (RPM) juga diperlukan untuk mengetahui formula yang tepat dalam penggunaan alat terhadap konsumsi bahan bakarnya. Meringankan beban kerja alat juga dapat menjadi solusi seperti memperpendek jalur pengangkutan, meratakan jalan, melandaikan tanjakan (grade), membuat fasilitas istirahat pada site, menggunakan kendaraan feeder (truck) dalam melakukan pergantian shift dan mengatur jumlah pengisian bahan bakar akan membantu melakukan penghematan dalam bahan bakar.
Secara umum solusi dan efisiensi
dapat dilakukan dengan melakukan management yang baik. Pemanfaatan kemajuan
teknologi sangat membantu melakukan efisiensi dalam berbagai hal. Namun perlu
dilakukan kajian terlebih dahulu apakah biaya investasi yang dikeluarkan dalam
membeli teknologi tersebut sebanding dengan keuntungan yang dihasilkan. Apabila
tidak, lebih bijak jika kita menggunakan edukasi dan peningkatan skill sebagai
faktor utama peningkatan efisiensi.
Penjadwalan tambang (mine scheduling) merupakan salah satu
bagian dalam perencanaan tambang. Setelah melakukan permodelan geologi, block
modelling kadar, penentuan SR atau COG, hingga perancangan pit-limit,
shedulling menjadi sangat penting dilakukan untuk menentukan kegiatan
penambangan pada tahun berikutnya. Tujuan utama dari shedulling adalah untuk
mendapatkan nilai NPV (net present value) seoptimal mungkin. Secara sederha,
tujuan dilakukan penjadwalan adalah untuk mendapatkan keuntungan sebesar
mungkin dengan biaya operasi sekecil mungkin. Bagaimana scheduling dapat begitu
berpengaruh dalam keuntungan? Mari kita bahas secara sederhana disini.
Keadaan harga bahan galian yang terus menurun akan
mempengaruhi BESR (pada batubara) atau COG (pada bijih). JIka harga naik diluar
perencanaan awal, maka akan menjadi keuntungan yang lebih bagi perusahaan.
Namun jika harga terus turun, maka perlu dilakukan penyesuaian agar operasi
tetap dapat berjalan. Cara yang paling umum adalah dengan menekan cost produksi
(melakukan efisiensi). Cara lainnya adalah dengan melakukan re-scheduling
(penjadwalan ulang). Tentu saja penjadwalan ulang tidak mudah dilakukan, salah
satu faktornya adalah mengubah target produksi yang sudah disepakati pada tahap
awal. Nilai NPV juga pasti akan berubah. Menurunkan produksi berarti melakukan
penyesuaian jumlah alat dan tenaga kerja. Biaya pemutusan ikatan kerja dan
lain-lain maka perlu diperhitungkan lebih lanjut. Penjadwalan ulang juga
strategi yang sangat beresiko. Melakukan penjadwalan berarti memperkirakan
berapa cost yang dikeluarkan dan berapa harga jual yang didapatkan dari bahan
galian tersebut. Namun memperkirakan harga merupakan sebuah analisis yang penuh
ketidakpastian. Berbagai faktor dari prinsip ekonomi sederhana seperti
supply-demand, kebijakan, hingga isu politik dunia dapat membuat harga bergerak
tidak pasti. Apabila kita dapat memperkirakan dengan baik maka bisa saja
tambang dapat terus berkelanjutan. Namun apabila perkiraan kita meleset maka
perusahaan dapat jatuh dan gulung tikar.
Contoh penjadwalan secara sederhana dapat dilihat pada
gambar berikut :
Pada penggunaannya dilapangan, proses penjadwalan menjadi
lebih kompleks. Penjadwalan kemudian diperkecil menjadi satuan waktu bulanan
hingga mingguan. Pada bijih, recovery kadar yang akan didapat juga menjadi
bagian dalam penjadwalan. Sehingga penjadwalan juga dilakukan dalam strategi
melakukan blending untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Bisnis sepatu?uda banyaaak. Eitz tapi jangan salah, walaupun
banyak tapi bisnis sepatu selalu menggiurkan lho. Memang perlu inovasi dalam
bisnis ini biar bisa dikenal dan dicintai penggunanya. Nah kali ini saya punya
ide untuk membuat sepatu “khusus” ukuran besar.
Sebenarnya ini lebih kepada kebutuhan pribadi sih, cari
sepatu local ukuran gede itu susaaaaaaaaaaaaaah banget. Dari sepatu olahraga
sampe sepatu casual itu susah banget nyarinya. Ukuran kaki saya sebenarnya gak
gede-gede amat sih, cuma ukuran 45-46 gitu. Memang ukuran kaki pria rata-rata
di Indonesia itu 42-44. Tapi kan itu dulu, sekarang gizi anak Indonesia udah
lebih baik, orang yang tingginya diatas 180 itu uda mulai banyak. Gak percaya? Coba
aja cek kampus-kampus atau sekolah. Belum lagi olahraga basket tanah air juga
udah mulai bangkit, pasti makin banyak tu kaki-kaki oversized yang bakal
kesulitan nyari sepatu. Nah ini jadi peluang bisnis buat kita. Sepatu impor kan
ukurannya banyak yang gede? Memang banyak, tapi importir Indonesia masih jarang
ambil yang ukuran besar, paling beberapa kayak sepatu basket dengan jumlah
terbatas.
Perbedaan antara cowok dan cewek dalam nyari sepatu, kalau
cowok pasti nyari kenyamanan dulu yang utama. Kalau uda nyaman pada satu merek
biasanya bakal setia tuh sama merek tersebut. Cowok jarang gonta ganti sepatu?
itumah jaman dulu keles. Jaman sekarang banyak cowok yang hobi dan koleksi
sepatu. Beda baju beda juga warna sepatunya. Lagian sepatu cowok itu banyak
banget, dari sepatu long boots buat naik motor, low boots buat ke kantor,
sepatu pantofel buat rapat penting, sepatu naik gunung, sepatu bola, sepatu
futsal, sepatu lari, sepatu basket, dll. Sepatu cowok juga umumnya gak awet
karena pemakaian yang terus menerus. Jadi masih bilang sepatu cowok gak
prospek?
Jadi mau produksi atau jadi reseller? Saya akan jelaskan
masing-msing keuntungan dan kelebihannya.
Produksi sendiri
Kalau produksi sendiri tentu perlu modal lebih besar buat
beli mesin, bahan, bayar upah, tempat, dll. Bisa juga sih tinggal pesen custom
nanti kita kasih merek sendiri kayak bisnis sepatu local kebanyakan. Yang jelas,
kekurangannya adalah perlu banyak modal! Terus lumayan ribet juga harus ngurus
produksi juga. Keuntungannya adalah kita bakal punya brand. Produk yang dibuat
berdasarkan keinginan kita. Lebih banyak inovasi bisnis dalam urusan design,
sehingga kita lebih optimis dan bangga dalam mengerjakannya. Dengan brand ini
kita juga bisa produksi sepatu dengan ukuran yang biasa (lebih kecil).
Pengembangan produk juga memungkinkan, bisa dari brand tersebut bikin produk
lain seperti tas, baju, dll. Kalau brand anda semakin besar, anda dapat menjual
ke berbagai reseller rutin dan membuka toko di beberapa tempat, Memungkinkan
juga untuk membuat pabrik besar dan melakukan import.
Reseller
Jualin produk orang bukan berarti kita babu dari pemilik
brand. Justru lebih banyak keuntungan yang kita dapat. Memang sih kita gak bisa
berinovasi dengan produknya, kadang susah juga
nyari produk berkualitas yang sesuai dengan keingininan kita. Tapi
dengan tidak memproduksi sendiri, kita bisa lebih focus jualan. Dengan modal
yang lebih sedikit, kita bisa mendapat keuntungan yang lebih besar, perputaran
uang juga lebih cepet. Produk yang dijual bisa lebih beragam, bisa sepatu
olahraga sampai sepatu formal. Gak perlu lagi pusing dengan design, kalau
kalian liat produk tersebut bagus dan bakal laris ya tingal kita beli nanti
jual lagi. Pengembangan bisnis bisa juga bisa sampai menjual produk selain sepatu.
Apalagi jika menjadi reseller partai besar yang mensuplai toko-toko kecil, maka
anda akan mendapat keuntungan yang berlipat juga. Menjadi importer atau
eksportir akan menjadi keuntungan dari bisnis ini.
Udah
baca belum yang “Politik Saat Ini”? kalau belum baca dulu ya disini,
WAJIB!!!
Kalau belum membaca artikel tersebut sebaiknya tidak membaca
artikel yang berkaitan dengan politik.
Dhuaaar! Hari ini Kota
kartaja dilanda ketegengan. Bom meledak di daerah thamrin, beberapa korban
tewas dan terluka. Teroris bersenjata melakukan serangan di starbuck tepat di
depan pos polisi yang berhasil diledakan. Semua orang panik, timbul isu akan
serangan disana-sini. Teror kali ini bukan hal yang biasa bagi Negara ngindon. Penyerangan dengan menggunakan bom sudah
beberapa kali kita alami, tapi penyerangan dengan pasukan bersenjata? Polisi
bukan main panik, namun kemana semua pasukan khusus yang kita liat dalam pertunjukan
simulasi aksi terror? Polisi yang bersenjata lengkap, yang turun dari gedung atau
helicopter, menggunakan kendaraan takstis, satu komando, menggunakan serangan
terencana bak strategi perang? Yang kita saksikan di televisi adalah polisi
berpakaian preman menenteng handgun berlagak bagai koboy di tengah jalan? Sebuah
open space yang jadi sasaran empuk dalam penembakan? Apakah polisi Negara ngindon
sekonyol itu?
Media sosial turut mengambil bagian dalam kehebohan serangan
terror, semua orang ikut berkomentar, beberapa sibuk datang ke lokasi untuk memfoto
dan mengupdate bahwa mereka berada di lokasi kejadian. Suasana teror itu
bagaikan sebuah tontonan live action yang ditayangkan secara gratis. teror sudah
tidak lagi mencekam, terror menjadi euphoria rakyat negri ngindon. Beberapa
orang mulai berspekulasi, beberapa orang mulai menganalisis, mencari siapa yang
salah, siapa otak dibalik semua ini. Lalu apa yang kita dapatkan? Hembus
berkencang semua ini hanyalah pengalihan isu yang dilakukan oleh pemerintah
yang dianggap busuk oleh sebagian orang. Jadi dikaitkan dengan JOKMAN, ya ini
semua salah JOKMAN, pokoknya ini semua akal-akalan JOKMAN, tapi apa iya memang
seperti itu kenyataannya?
Divestasi saham PT.PRETPROT diberi jangka waktu sampai
tanggal 14 januari 2016. Tepat dimana hari ini teror bom tersebut dilakukan,
jadi apakah ini benar ini merupakan pengalihan isu? Lalu apa kepentingan jika
ini sebuah pengalihan isu? Agar PT.PRETPROT tidak melakukan divestai saham? Atau
agar pemerintah membeli saham 10%persenan tersebut ketika dollar sedang naik
karena aksi terror? Divestasi merupakan kewjiban PT.PRETPROT apabila ingin
memperpanjang kontrak di Negara ngindon, berdasarkan undang-undang maka 30%
saham akan dimiliki Negara ngindon dengan meknisme pembelian secara bertahap.
Apabila PT.PRETPROT menolak maka kesepakatan perpanjangan kontrak bisa saja
batal, walaupun kesepakatan bisa dimundurkan karena tidak ada mekanisme yang
mengatur hukuman dan tenggat waktu dalam melakukan negoisasi. Jadi untuk apa
dilakukan pengalihan isu?
Ini merupakan analisis random yang digulirkan di media
sosial. “Dengan adanya pengalihan isu, maka pemerintah bisa membeli divestasi
saham dengan harga yang tinggi (no nego), jika divestasi berhasil, maka
pemerintah akan memperpanjang kontrak PT.PRETPROT. Ini merupakan kejahatan yang
dilakukan JOKMAN dan pendukungnya karena menjual kekayaan Negara yang
seharusnya bisa kita miliki.”
Pada artikel sebelumnya saya telah memberikan analisis
kenapa kontrak PT.PRETPROT sebaiknya di perpanjang.
Jadi kita tau sebenarnya isu ini dari mana dan untuk
kepentingan apa. Bagaimana jika kita balik, bahwa yang melakukan pengalihan isu
agar PT.PRETPROT tidak melakukan divestasi karena pemerintah sibuk dengan
urusan terornya. Jadi yang akan mengambil keuntungan adalah orang-orang yang
ingin menguasai PT.PRETPROT tersebut. Kemudian apa hubungannya harga dolar hari
ini dengan divestasi, PT.PRETPROT saja sampai hari ini belum mengeluarkan
berapa harga yang harus dibayar, apakah pemerintah kemudian akan membeli hari
ini juga? Apakah anda tau dalam pemerintahan mengeluarkan anggaran harus sesuai
dengan RAPBN yang telah dirumuskan bersama DPR. Jadi tidak mungkin pembelian
dilakukan saat ini juga. Pemerintah juga belum tentu mebeli divestasi saham
tersebut, bisa saja melalu BUMNnya atau juga IPO.
Yang masuk akal bagi saya adalah ini merupakan serangan
kelompok ekstrimis dan separatis ISIS. Ini merupakan serangan lanjutan beberapa
hari yang lalu yang terjadi di TURKI dan PARIS. Bukankah terror ini sudah kita
terima beberapa tahun yang lalu dengan semakin banyaknya orang Negara Ngindon
yang bergabung dan memberikan propaganda serta ancaman. Kalau kemudian
mengkaitkan ISIS dengan konspirasi Negara NGAMRIK maka saya tidak dapat
berkomentar, karena itu terlalu jauh diluar pengetahuan saya.
Membanyangkan teknologi masa depan selalu dikaitkan dengan
teknologi serba mudah, otomatis, dan robotik. Kinerja manusia pada masa depan
diramalkan akan digantikan oleh robot. Lalu bagaimana dengan industry
pertambangan? Bukankah kemampuan terampil dari manusia dibutuhkan untuk
melakukan pekerjaan ini? Apakah anda tau bahwa sebenernya hal ini bukan lagi
impian masa depan? Mari kita bahas pada arikel kali ini.
Industri tambang selalu berkembang dari tahun ke tahun.
Tuntutan pasar yang tinggi membuat industry ini berusaha meningkatkan
produksinya .Harga jual material yang selalu berubah, tantangan untuk menggali
material pada lokasi yang sulit, menurunkan cost produksi sampai meningkatkan
safety selalu menjadi faktor dalam menjalankan bisnis ini. Inovasi terus
dikembangkan dalam menghadapi faktor-faktor tersebut. Salah satunya dengan
melakukan otomatisasi atau biasa disebut dengan “Autonomous Control System”.
Autonomus memiliki tiga tahapan yaitu guidance,automation,
dan autonomy. Pada tahan guidance, operator masih melakukan control penuh
terhadap alat namun mereka akan dibantu/ diarahkan oleh sistem informasi
melalui layar (user interface). Pada tahap automation, beberapa sistem mesin
sudah melaksanakan kerja otomatis, namun masih dibutuhkan operator dalam
menjalankan beberapa bagian pada alat. Sedangkan tahap autonomy, operator
(manusia) tidak lagi dibutuhkan dalam keseluruhan pengoprasian alat. Namun pada
saat ini automation (semi otomatis) menjadi pilihan terbaik dalam melakukan
operasi. Sedangkan autonomy masih perlu dikembangkan lebih lanjut. Pengoprasian
alat secara automation sendiri memiliki keunggulan dalam berbagai hal, yaitu :
- Lebih aman. Dengan meniadakan operator pada kursi kemudi alat maka akan menghilangkan kemungkinan kecelekaan yang dialami oleh operator. Selama ini kesalahan manusia selalu menjadi faktor penyebab terjadinya kecelakaan. Hal ini disebabkan oleh kondisi industry tambang sendiri yang mengharuskan kerja keras, shift dalam waktu yang lama, operasi pada malam hari dan sebagainya. Sehingga operator selalu dituntut untuk memiliki kondisi badan yang fit sebelum memulai operasi. Kehilangan fokus operator dapat diakibatkan oleh operator itu sendiri seperti bermain handphoe, mengirim pesan, bahkan membaca buku karena bosan. Untuk itu pada sistem autonomation, operator dapat mengendalikan banyak alat berat dalam satu lokasi sehingga focus tetap terjaga.
- Meningkatkan Produksi. Dengan melakukan automatisasi, kita akan menghilangkan ketidakdisipilan jadwal yang menggagu operasi. Penggantian shift yang terlalu lama, waktu makan siang panjang, cycle time yang berubah ubah , dapat diatasi dengan penggunaan otomatis ini. Alat tidak perlu melakukan istirahat makan siang ganti shift dan sebagainya, sehingga dapat terus bekerja optimal. Alat juga akan melakukan perbaikan berkala karena peringatan tidak akan dapat diabaikan. Dengan perawatan berkala dapat menghindari cost perbakan yang tinggi karena kerusakan, dan akan menurunkan nilai PA (physical of availabellity).
- Menurunkan cost. Menurunnya jumlah pekerja menjadi salah satu hal yang menyebabkan cost menjadi berkurang. Apalagi jika kita harus membuka site baru dan melakukan development, maka pengeluaran untuk infrastruktur penunjang, logistik, tiket perjalanan dan sebagainya membuat overall cost menjadi turun. Ongkos produksi juga akan turun karena jumlah bahan bakar akan lebih stabil, tidak adanya perjalanan operator untuk ganti shift dan istirahat makan juga akan menghemat bahan bakar. Sekalipun terjadi kecelekaan, accident cost akan jauh lebih kecil dibandingkan kecelakaan dengan korban terluka ataupun meninggal.
Bagaimana jika Autonomus Control System diterapkan di
Indonesia? Tentu saja hal ini akan menimbulkan pro dan kontra. Isu pekerja
selalu menjadi isu hangat di Indonesia. Masyarakat sekitar tentu akan menuntut
pekerjaan, jika tidak maka akan timbul keributan dan menggangu operasi.
Banyaknya jumlah pengangguran yang ingi bekerja juga membuat industry ini
menjadi salah satu penyumbang lapangan kerja yang cukup besar di Indonesia. Berbeda
dengan beberapa tambang di luar negri yang kesuliatan mencari pekerja (operator
alat) karena pekerja yang tidak mau meninggalkan keluarga yang terlalu lama.
Namun kemajuan teknologi tidak dapat dihindari terutama untuk meningkatkan
keselamatan pekerja. Otomatisasi akan sangat berguna dalam tambang bawah tanah
(underground) dikarenakan potensial bahaya yang sangat besar.
Subgrade Limestone
screening (SLS) merupakan sebuah project untuk meningkatkan kadar subgrade
limestone (limestone dengan kadar CaO dibawah batas sebagai bahan baku) dengan
cara pengayakan. Sebenarnya SLS project ini merupakan sebuah kajian yang saya
gunakan sebagai judul SKRIPSI saya. Namun saya tidak akan membahas mengenai
kajian teknis dan analisis yang saya lakukan, namun saya akan membahas projectini
ini secara umum. Apakah benar proses pengayakan dapat meningkatkan kadar?
Bukankah pengayakan merupakan sebuah proses pengelompokan material dengan
ukuran tertentu? Bagaimana pengelompokan material dapat membuat kadar CaO pada
limestone meningkat? Akan kita bahas semua itu di artikel ini.
Peningkatan kadar pada material subgrade limestone umunya
dilakukan dengan cara blending (mencampurkan dua atau lebih material sejenis
dengan kadar yang berbeda).. Namun dalam melakukan blending, kita membutuhkan
material dengan grade yang cukup tinggi. Ketersediaanya di lapangan juga membuat
penambahan produksi material subgrade menjadi tidak signifikan, apalagi jika
kadar material subgrade terlalu jauh dari kadar minimal sebagai bahan baku.
Cara lain untuk meningkatkan kadar CaO pada limestone adalah
dengan cara memisahkan clay yang ikut terangkut dalam proses pembongkaran.
Keadaan litologi tertentu membuat perlapisan antar clay dan limestone terlalu
rapat dan berselang seling, hal inilah yang membuat nilai kadar CaO menjadi
turun. Sehingga pemisahan material diharapkan dapat meningkatkan kadar CaO
dalam satuan beratnya.
Pemisahan dua jenis material yang berbeda berada di tahap
konsentrasi, sedangkan screening (salah satu cara sizing/pengelompikan ukuran)
berada di tahap preparasi dalam tahapan pengolahan bahan galian (preparasi-konsentrasi-dewatering).
Kegiatan preparasi (melakukan reduksi dan sizing) merupakan kegiatan awal dalam
mempersiapkan material sebelum menuju tahap selanjutnya, namun apakah screening
dapat berfungsi sebagai pemisahan dua jenis material?
Dalam tahap konsentrasi, konsep pemisahan (antara dua atau
lebih) jenis material dilakukan berdasarkan sifat fisiknya seperti warna/kilap,
berat jenis, sifat kemagnetan, sifat elektrostatis, sifat terhadap udara.
Terdapat konsep baru pemisahan (yang saya kaji dan buktikan dalam skripsi saya)
yang dapat diaplikasikan dalam kondisi khusus. Konsep pemisahan jenis mineral
berdasarkan pengelompokan ukuran dapat dilakukan dengan syarat dan kondisi
sebagai berikut :
- Pembongkaran dilakukan dengan cara blasting (diledakkan).
- Kedua jenis material memiliki perbedaan kuat tekan (uniaksial) yang cukup jauh. Sehingga ketika terjadi peledakan, maka material yang kuat akan membentuk bongkah batuan sedangkan yang lemah akan hancur menjadi tanah.
- Material umpan yang akan dipisahkan berasal langsung dari hasil peledakan (tidak melalui proses reduksi).
Apabila kondisi tersebut dipenuhi, maka terjadi pemisahan
antara clay (produk halus) dan limestone (produk kasar). Kemudian dilakukan
pengayakan dengan dua atau lebih tahap pengayakan. Pengayakan primary digunakan
untuk memisahkan material dangan ukuran yang sangat besar. Untuk itu diperlukan
jenis ayakan yang kuat agar dapat menahan beban yang cukup besar (berbahan
besi/baja), contoh ayakan : Drum screen, parallel rod (grizzly). Pengayakan
berikutnya dapat menggunakan pengayakan dengan beban tahan lebih kecil sesuai
dengan ukuran produk yang akan dihasilkan (mengguanakan vibrating screen dengan
deck berbahan lentur akan meningkatkan efisiensi pemisahan.
Dari kajian yang saya lakukan saya dapat menyimpulkan bahwa
konsep ini benar dan dapat dibuktikan. Terjadi peningkatan kadar CaO antara
umpan dan produk secara signifikan. Namun sifat fisik material saat jenuh air
(hujan) membuat material menjadi sticky (lengket) sehingga efisiensi pemisahan
akan menurun. Kajian teknis lanjutan juga diperlukan untuk membuktikan seberapa
besar pengaruh geometri peledakan terhadap pemisahan, sehingga didapatkan
geometri yang tepat dalam meningkatkan efisiensi.
Yang membutuhkan softcopy skripsi saya dapat menghubungi
saya melalui contact informasi yang ada di blog ini.